Selasa, 18 Oktober 2011
JUANDA Surabaya, PT.Angkasa Pura I
12 september- 12 oktober 2011 waktu yang cukup singkat untuk Praktek Kerja Lapangan/On The Job Training untuk mencari pengalaman pekerjaan secara nyata. sebelumnya kami perkenalkan team PKL/OJT kali ini saya sendiri sadewa, chintia, hadi dan ibnu.
Hari pertama kami dipertemukan/ditempatkan dari pihak personalia ke divisi listrik & elektronika sesuai dengan jurusan kami yaitu Teknik Elektro UNESA, ternyata sudah ada yang lebih dulu dari kami yaitu penunggu div. listrik anak OJT dari Poltek Perkapalan ITS personilnya (Ken, Anas, Tiwi dan Uponk). mereka ber4lah para penunggu yang akan menemani kami belajar terkait ilmu, pekerjaan dan kehidupan.
Pesawat..... hal pertama yang ingin kita lihat secara lebih dekat dan jelas, selanjutnya baru bagian2 dari bandara yang lain mulai dari penerangannya yang biasa disebut dengan AFL (Airfield Lighting System), cyler (pendingin), genset (genertor set), transformator, MPH (Main Power House) dan sistem pengendali otomatisnya dll.
Sedikit-banyak pengalaman yang bisa kami peroleh dari sana terkait Bandara Juanda, dengan waktu yang cukup singkat+seringnya ijin karna bersamaan dengan jadwal kuliah (Aktif Kuliah) dirasa kurang maksimal dalam memperoleh ilmu, tapi kami cukup puas dan senang dengan rasa kekeluargaan yang selalu ditanamkan di masing2 karyawan maupun pimpinan.
jumat adalah hari yang cukup aneh karena tiap hari jumat pagi ada jadwal SENAM rutin bandara Juanda yang harus di ikuti semua karyawan. Males pertama yang saya rasakan karna hampir 3tahun tidak melakukan senam, sisi lain dari senam adalah adanya Telur+kacang ijo+snack yang disediakan dari pihak bandara, hal itulah yang membuat lebih bersemangat,,,, ya lumayan....
di divisi listrik dan elektronika ternyata cukup lengkap juga terkait buah2an,,,,, anda bisa menikmati buah keres sekenyang dan semaunya, ada juga buah jambu(musiman sich_:). tapi saya ucapkan alhamdulillah ya.... Bila kalian ada jadwal kuliah yang bentrok dengan jadwal PKL anda bisa tukar shif malam,,, enak bukan...
permisiiiiii.... numpang narsis duloe...
ini sedikit cuplikan artikel yg kami buat.....
- Sistem Catu Daya Listrik
Rangkaian beban sistem penerangan landasan pacu tidak langsung di catu oleh sumber tenaga listrik utama, tetapi memerlukan catu daya listrik tersendiri. Oleh karena itu persyaratan yang diminta rangkaian beban adalah kesamaan intensitas (arus yang sama) dan harus relative konstan maka diperlukan catu daya yang konstan pula.
Catu daya yang konstan bisa diperoleh dari 2 macam sumber yaitu:
1. Konstan Voltage
Adalah catu daya yang mengeluarkan tegangan konstan sebanding dengan tegangan suplai. Dengan tegangan konstan ini harus arus yang mengalir pada rangkaian seri beban juga akan konstan. Prinsip konstan voltage dimana harga I (arus) beban bergantung pada tegangan input dari step up transformer.
1. Constan Curent Regulator
Adalah sebuah tranformator yang berfungsi untuk mengeluarkan arus konstan. Dimana terdapat catu daya sebelum ditemukan konstan current regulator, berikut adalah jenis-jenisnya:
a. Moving Coil Regulator
Adalah catu daya berupa transformator yang mengeluarkan arus konstan. Transformator ini mempunyai kumparan primer dan sekunder dapat bergerak bebas sesuai fluks bocor yang ada. Dalam keadaan tanpa beban kumparan sekunder akan menumpuk diatas kumparan primer. Jika ada beban disisi sekunder berarti sisi sekunder close loop, maka ada arus beban yang lewat menyebabkan timbul fluks bocor yang berlawanan dengan fluks bocor kumparan primer. Sehingga kumparan sekunder akan tertolak menjauhi kumparan primer. Keadaan ini akan tetap seimbang meskipun disisi sekunder terjadi perubahan beban.
b. Monocyclic Square Regulator
Adalah catu daya arus konstan tanpa ada bagian yang bergerak. Jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Catu daya ini terdiri dari dua kapasitor dan dua inductor membentuk satu jembatan.
c. Compensation static Type Regulator
Adalah catu daya arus konstan bila diberikan tegangan yang konstan pula. Konstruksinya hamper sama dengan Monocyclic Square Regulator. Hanya saja tipe ini memakai satu kapasitor dan memanfaatkan kumparan primer transformator arus sebagai konduktor.
B. ALAT BANTU PENDARATAN BANDARA
Fasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara, dan dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu:
1. Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)
1) Instrument Landing System / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara.
Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem:
a. Localizer, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi 108 MHz hingga 111,975 MHz.
b. Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.
c. Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.
Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu:
· Outer Marker (OM) terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz.
· Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan frekuensi 1300 Hz.
· Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan sinyal 3000 Hz. Di Indonesia tidak di pasang IM mengingat ILS dioperasikan dengan kategori I.
2) Runway Visual Range (RVR) adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di sekitar runway.
2. Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)
Adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.
Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut:
a. Runway edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.
b. Threshold light, yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.
c. Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.
d. Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.
e. Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang menginap atau parkir.
f. Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.
g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope Indicator System), yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.
h. Rotating Beacon, yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2 (dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar, sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower.
i. Turning area light, yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini terdapat tempat pemutaran pesawat terbang.
j. Apron Light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas pinggir Apron.
k. Sequence Flashing Light (SQFL), yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada arah pendekatan. SQFL dipasang pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.
l. Traffic Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan kendaraan umum yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap pesawat terbang yang sedang mendarat.
m. Obstruction Light, yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan ketinggian suatu bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada penerbangan.
n. Wind Cone, yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau lepas landas suatu pesawat terbang.
Senin, 10 Oktober 2011
Langganan:
Postingan (Atom)